Kamis, 13 Maret 2014

PLEASE, BE MINE( PART 3)

Ben menghentikan mobilnya tepat didepan apartemen sheila, dari tadi keduanya hanya diam memikirkan kejadian dikampus tadi. Sheila sibuk memikirkan pengalaman mengerikan yang baru saja dia alami sedangkan Ben memikirkan bagaimana ia bisa merasa sangat nyaman ketika cewek itu memelukknya .
"Ben makasih udah nganterin aku pulang" Sheila akan bergerak membuka pintu mobil ketika tiba-tiba Ben menarik tangannya
"kamu masih ada perlu sama aku?"
Ben mendapati dirinya terpaku dengan apa yang baru saja dilakukannya , ia tidak menyangkah bahwa ia akan melakukan hal ini.. ia tidak bisa memungkiri ia ingin lebih lama bersama Sheila.
"oh sorry, gue udah gak ada perlu lagi sama loe, sekarang loe boleh keluar"sepertinya pikiran dan ucapan Ben sedang tidak bersahabat
 "cih.." Sheila mendengus kesal lalu segera keluar dari mobil Ben .

*****
Sudah 3 minggu berlalu tidak terasa perjanjian Sheila dan Ben akan segera berakhir seminggu lagi entah kenapa Ben merasa sangat sedih dengan kenyataan ini.
Ben menarik nafas kencang menatap kalender yang ada di gengamannya dia sangat yakin saat ini Sheila akan sangat berbahagia karena perjanjian ini akan segera berakhir berbeda dengan dirinya yang merasa sedih karena sebentar lagi ia akan sangat jauh dari Sheila
"ahhhh... kayaknya otak gue lagi bermasalah dan perasaan gue lagi aneh , kenapa gue ngerasa hal aneh kayak gini sih... ini gak boleh terjadi. gue gak mungkin suka sama cewek aneh itu kan?" Ben menggeleng kuat mencoba mendustai apa yang ia rasakan ,, lagi-lagi pikiran dan perasaannya sedang tidak bersahabat dengan pemiliknya.
"Ben, gue berangkat duluan yaa. tadi gue udah beres-beres , loe sisa masukkin tuh baju kotor kemesin cuci terus loe jemur" Teriak Benny membuat Ben kembali kealam sadarnya.
"ini anak , seenaknya merintah gue lagi , gue masukin juga loe kemesin cuci" Benny hanya menjawab dengan tertawa meledek lalu segera berangkat kekampus.

Cuaca siang ini tampak sangat bersahabat , matahari yang bersinar sangat terang sama halnya dengan perasaan Sheila , cewek itu sedang bahagia karena sebentar lagi penderitaannya akan berakhir
"seminggu lagi sheila , semangatttt" Sheila menyemangati dirinya sendiri
"eh loe, bentar tunggui gue diparkiran ada kerjaan buat loe" tiba-tiba Ben datang dan membuat Sheila keki
"apaan lagi ? kamu mau nyuruh aku apalagi ? manjat pohon buat ambilin kamu mangga?" Sheila meledek , ia teringat kejadian minggu lalu ketika hari sudah malam dan Ben malah menyuruhnya membelikannya nasi kuning, hal yang sangat tidak masuk akal karena kebanyakan yang menjual nasi kuning itu ada saat pagi hari..
"loe harus nyuci sama menjemur baju gue " Ben dengan lagaknya memerintah Sheila
"ck dasar cowok freak"

****
"loe harus ingat , loe gak boleh nyampur baju warna hitam sama baju warna lainnya lagi kedalam mesin cuci terus loe jangan lupa pakek softener biar wangi ..terus dengar kalau mesinnya udah bunyi berarti loe udah bisa jemur " Ben menjelaskan dengan serius kepada sheila tentang cara mencuci yang benar
"udah? " Sheila menatap Ben penuh tanda tanya ,kini keduanya sedang berada dibelakang rumah tempat dimana Sheila akan mencuci dan menjemur semua baju-baju kotor milik Ben dan Benny
Sheila masih menatap Ben penuh tanda tanya ketika tanpa sadar Ben memperkecil jarak diantara mereka dan detik berikutnya sebelum Sheila sadar apa yang terjadi , Ben sudah menciumnya. Betui-betul menciumnya dengan lembut. Mencium Sheila adalah sebuah kesalahan tapi entah mengapa Ben tidak bisa berhenti. Beberapa detik berlalu dan dengan kesadaran yang tersisa Ben melepaskan ciumannya kepada Sheila , tidak ada yang mengeluarkan suara selama beberapa saat ,masing-masing masih sibuk dengan perasaan yang sekarang tidak karuan ,,, sampai Sheila berteriak dan melayangkan tinjuan mautnya kepada Ben
"ya!!!!!!! kamu !!!!!" Sheila mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk memukul Ben
"aarrrgggghhh" Ben hanya bisah berteriak kesakitan ketika Sheila memukulnya secara membabi buta.

****
Sudah dua hari berlalu semenjak kejadian ciuman itu berlalu dan itu masih sangat membekas untuk Sheila
"ahhh my first kiss ,, dasar cowok nyebelliiinnn, freak" Sheila masih memukul-mukul angin ketika tiba-tiba mamanya menelfon
"halo ma? "
"hay sayang, mama dan papa besok akan kejakarta ada hal penting yang perlu mama dan papa bicarain sama kamu"
perasaan Sheila mendadak menjadi tidak enak, hal pentng apa yang kedua orang tuannya ingin bicarakan sampai mereka harus repot-repot kejakarta ? apakah tidak bisah dibicarankan lewat telefon saja? pikiran Sheila memikirkan hal-hal negatif seperti mama atau papanya yang ternyata sedang sakit parah atau dirinya yang sebenarnya bukan anak kandung kedua orangtuannya .. Sheila menggeleng keras mencoba menghilangkan semua pikiran-pikiran negatifnya itu.
"sayang? " suara mama kembali terdengar memecah lamunan sheila
"iya ma, mama sama papa datang jam berapa ? nanti Sheila jemput "
"jam 2 siang , mama sama papa tunggu kamu besok yaa sayang , sampai ketemu besok.. bye" sambungan telefon putus dan Sheila kembali pada pikiran-pikiran anehnya.

Keesokan Harinya....

Bandara Soekarno Hatta tanpak ramai oleh para penumpang yang ingin berangkat ataupun yang baru saja sampai , Sheila tanpak sedang gelisah karena mama dan papanya tak kunjung tampak sudah sejam cewek berkulit putih ini menunggu .

"sayang?" tiba-tiba suara yang tak asing itu mengagetkan Sheila
"mama..papa..!!" Sheila setengah berteriak memeluk kedua orangtuannya , ia sangat merindukan mereka berdua.
"kamu kok kurusan sih sayang?" papa yang pertama kali membuka suara ketika melihat putri semata wayangnya itu.
"ini pasti karena tiap hari kamu ngejar-ngejar bus kekampus kan ? mama kan udah bilang kamu bawa mobil saja "
"bawa mobil macet ma lagian Sheila juga belum hafal jalan Jakarta"
"kalau gitu papa cariin kamu supir ya?" kali ini papa yang tidak terima dengan keputusan Sheila yang ingin hidup mandiri tapi buatnya ini cukup memprihatinkan karena putrinya itu tampak lebih kurus dari sebelumnya
"gak usah pa, sheila baik-baik saja kok " Sheila memberikan senyuman termanisnya kedapa kedua orangtuannya .
ketiga orang ini pun meninggalkan bandara menuju apartermen Sheila..

"kamu gak kuliah hari ini shei?" papa tampak sedang fokus memperhatikan apartemen putrinya itu dan ia baru mendapati fakta bahwa apartemen ini hanya memiliki satu kamar.
"hari ini Sheila gak ada kuliah pa" Sheila masih saja sibuk membantu mamanya memasak makan siang untuk mereka bertiga.
tiba-tiba handphone Sheila berdering panggilan masuk dari Ben , dalam hari Sheila mengutuk Ben yang menelfon disaat seperti ini.

"halo, kenapa?"
"loe gak kuliah?"
"gak"
"loe kenapa sinis banget sih? loe masih mikirin soal waktu itu?"
"gak usah bahas tentang itu lagi , aku udah lupa "
"oke, loe di apartemen?"
"iya kenapa?"
"gak nanya doang" tiba-tiba Ben memutuskan sambungan telfon "cowok freak"
Diseberang sana Ben memaki dirinya sendiri karena tidak bisa bersikap lebih baik lagi kepada Sheila , Selama berapa hari setelah kejadian itu Ben belum perna bertemu dengan Sheila lagi , cewek itu seperti menghindarinya dan saat ini Ben sadar bahwa ia merindukan Sheila dan hanya mendengar suaranya itu membuat Ben sangat bahagia and Ben realizes that .. He is falls in love ..

*****
Makan siang sudah siap ketika hari menjelang sore dan papa Sheila baru menyadari bahwa pemandangan sore dari apartemen putrinya itu tampak sangat indah .
"oh ya , katanya ada yang pengen papa dan mama omongin sama aku?" Sheila meneguk habis air minumnya untuk menutupi rasa gugupnya
"soal itu biar mama kamu yang jelasin" papa memberikan kode kepada mama untuk menjelaskan semuanya kepada Sheila.
"Jadi dulu waktu SMA mama dan papa punya sahabat keduanya juga akhirnya menikah seperti mama dan papa kita berempat sangat akrab.." Sheila tampak bingung , apa yang sebenarnya yang ingin dibicarakan mamanya .
"dan mama sama papa sudah berjanji kepada mereka jika kita mempunyai anak yang berlawan jenis , kita akan.." perasaan Sheila kini sangat campur aduk , ia sudah bisa menebak apa kelanjutan kalimat mamanya itu tapi ia ingin memastikannya sendiri dari mulut mamanya
"akan menjodohkan kalian" dan benar dengan apa yang dipikirkannya , dia akan dijodohkan dengan orang yang bahkan tidak ia kenal.
Sheila terdiam begitu juga dengan kedua orangtuanya .. dan matahari pun diam-diam terbenam digantikan bintang.

****
Semuanya seperti mimpi disiang bolong ketika 2 hari lalu ia mendengar tentang berita yang Sheila sendiripun tidak tau apakah itu berita buruk atau berita bahagia .. memang saat itu mama dan papanya mengatakan tidak akan memaksakan hal ini tapi Sheila bisah melihat dari kedua mata orang yang disayanginya itu ,, mereka menyimpan harapan akan perjodohan ini .

beepp beeepp beeppp..
ada sebuah sms masuk dihandphonenya dari si trouble maker Ben.

"Bentar malam gue tunggu loe di taman dekat aparteman loe, jam 7
gue bakal nunggu loe sampai jam 7 lewat 10 menit klo loe gak datang juga -
gue bakalan seret loe keluar dari apartemen loe buat nemuin gue !"

"nyebelin banget sihh, seumur-umur aku gak perna ketemu sama cowok aneh kayak dia" Sheila menarik nafas frustasi dan  kembali fokus menyimak apa yang dikatakan dosennya.

Jam 7 malam ...

Sheila berlari-lari kecil menghampiri Ben yang sedang berdiri didekat semua kursi ditaman itu , kenapa Sheila mau saja menemui Ben ? ia juga tidak tau .. mungkin saja ia hanya tidak ingin Ben benar-benar melakukan yang dikatakannya , menyeret Sheila dari apartemen.

"loe datang juga , gue pikir loe mau gue seret"
"kamu mau ngomong apa ? aku datang kesini sebagai salam perpisahan saja karena ini adalah hari terakhir di perjanjian kita jadi jangan pikir macam-macam"
"karna ini adalah hari terakhir diperjanjian kita , gue bakalan bikin ada hari-hari selanjutnya buat kita"
"maksud kamu?? " Sheila tidak mengerti dengan semua ucapan Ben
"gue bakalan .. " Ben berjalan mendekati Sheila dan otomatis saja Sheila mundur tapi ketika badannya menabrak kursi yang tidak disadarinya berada dibelakangnya . Ben menahan pinggangnya agar tidak jatuh
"kamu mau ngomong apa ? " Sheila menjauhkan mukanya dari Ben
"gue cuman ngucapin ini sekali aja , jadi dengar baik-baik:"
diam... Sheila menunggu dan Ben mengatur nafasnya
"gue suka sama loe dan loe mau gak jadi cewek gue " Ben mengucapkannya dengan satu tarikan nafas

Sheila terdiam dalam genggaman Ben dipinggangnya , ia tidak tau harus berketa apa dan Sheila baru menyadari berita tentang perjodohannya itu adalah sebuah berita buruk sekarang. mungkin ini karena penyataan cinta Ben.



Thankyou^^ happy reading
instagram :gladysmaria05



Template by:

Free Blog Templates