Selasa, 27 Oktober 2015

WARM HEART (PART 2)

   Yura memberanikan dirinya untuk menatap mata Jinwoo yang sedang menatapnya dengan kesal , ia sebenarnya sangat ingat apa yang terjadi beberapa hari lalu itu tetapi ia terlalu malu untuk mengakui dan meminta maaf pada Jinwoo lagi pula pihak yang menahan rasa malu itu adalah dirinya bukan Jinwoo jadi tidak masalah jika ia berpura-pura tidak tahu apapun
"tidak ada ! tidak ada yang perlu aku bicarakan denganmu" Jinwoo hanya dapat melongo melihat Yura yang telah meninggalkan kelas.
Yura hanya bisa menatap hujan dihadapannya , jarak antara gedung sekolah dan parkiran sekolah cukup jauh dan sekarang ia sangat yakin kalau supirnya itu sudah tidur nyenyak didalam mobil karena lama menunggunya , Yura merutuki nasip nya "kalau bukan karena Jinwoo aku tidak akan terjebak hujan begini"
"kau menyalahkanku atas kesialanmu sendiri? " Yura dibuat kaget oleh Jinwoo yang telah berdiri di sampingnya , Yura tidak menjawab ia hanya terlalu lelah untuk berdebat .

10 menit telah berlalu dengan tenang hanya suara hujan yang terdengar disetiap sudut sekolah Yura terlalu malas untuk mengajak Jinwoo bicara ia takut kalau cowok itu akan menanyakan tetang masalah itu lagi, tiba-tiba deringan handphone Jinwoo memecahkan kesunyian diantara mereka
"ya , ada apa ? " jawab Jinwoo dengan malas
"kau sudah pulang sekolah kan ?" tanya manajernya dari seberang sana
"mmmh.." jawab Jinwoo mengiyakan
"aku akan menjemputmu sekarang jadi tunggulah dengan tenang jangan kemana-mana , mengerti ?"
"mmmmhhhh"
 Jinwoo memasukkan handphone nya kedalam saku celana , Jinwoo menatap hujan yang sepertinya belum ingin berhenti lalu menatap Yura yang sedari tadi berdiri dengan tenang di sampingnya .
"kita tidak bisa begini , aku akan segera dijemput dan kau tidak mungkin disini sendirian " mendengar itu Yura hanya menatap Jinwoo bingung .
Jinwoo menarik nafas panjang dia benar-benar terlihat bodoh didepan cewek ini.
"tidak apa -apa kau bisa pergi lagi pula supirku telah menunggu di parkiran setelah hujan berhenti aku akan segera kesana " Yura menjawab tanpa menatap Jinwoo
lama jinwoo berpikir apa yang sebaiknya ia lakukan ? tiba-tiba handphonenya berdering ada pesan masuk yang berisi bahwa managernya telah tiba di parkiran .
tanpa berpikir lagi Jinwoo segera membuka jaket yang dipakainya sedari tadi lalu merentangkan jaket itu di atas kepalanya dan Yura
Yura , gadis itu hanya menatap Jinwoo dengan heran , ia sama sekali tidak mengerti apa yang akan dilakukan cowok itu .
"ayolah Yura kita tidak bisa terus disini kau hanya perlu berlari denganku keparkiran "
"tapii.."
"aku hitung sampai tiga setuju tidak setuju kau harus mengikutiku !! 1.. 2.. 3.."

Jinwoo dan Yura berlari menembus hujan bersama dengan memakai jaket jinwoo sebagai payung .
Jinwoo melihat ke arah Yura sekilas hanya sekilas tetapi ia sangat yakin melihat gadis itu tersenyum membuat Jinwoo juga ikut tersenyum
"Yura-ya apa kau tidak ingat ini adalah kedua kali nya kita berpayungan seperti ini? " Jinwoo hanya bisa bertanya dalam hatinya sambil menatap Yura sekilas.

   Jadwal Maxter  hari ini adalah pemotretan untuk sebuah brand jaket terkenal , Jinwoo bersama tiga anggota Maxter lainnya Sinwan , Max dan LE segera bersiap-siap sesampainya mereka di Studio pemotretan. Tak terasa waktu sangat cepat berlalu matahari telah berganti menjadi bintang -bintang , Jinwoo telah menyelesaikan bagiannya memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya sedikit , wajah Yura yang sedang tersenyum padanya tiba-tiba melintas di kepalanya membuatnya tersenyum hanya dengan memikirkan Yura sudah dapat membuatnya tersenyum ini gila pikir Jinwoo .
"yah ! kau baik-baik saja kan ? kau masih waras kan ? " Tanya Max leader group nya itu
"memangnya aku kenapa ?"
"kau tersenyum sendiri sangat lebar, seperti ini " Max menunjukkan bagaimana Jinwoo tersenyum tadi tapi dibuat berlebihan oleh Max
"aku tidak mungkin bisa tersenyum selebar itu , kau lupa ya Max hyung aku tidak punya bibir lebar sepertimu" balas Jinwoo sambil tertawa-tawa sembari memegangi perutnya
"apa selucu itu hah?"
"mmmhh hahahaha" jawab Jinwoo masih tertawa Max hanya menarik nafas dan ikut tersenyum memandang Jinwoo

   Yura memandang dengan malas cewek-cewek dari kelas sebelah yang mengintip Jinwoo dari jendela dan pintu kelasnya menurutnya itu sangat menganggu ketenangan kenapa?pertama karena cewek-cewek itu akan berteriak-teriak kedua tertawa-tertawa genit dan ketiga menyapa Jinwoo dengan suara yang sengaja di buat imut benar-benar membuat mual . Yura menatap Jinwoo yang sedang menyalin pekerjaan rumah (PR) milik Minho berapa kali pun ia berusaha melihat sisi ketampanan cowok itu  Yura benar-benar tidak menemukannya selain Jinwoo yang berantakan dengan lengan seragamnya yang digulang sedikit lalu rambutnya yang berponi itu , Yura kembali menatap cewek-cewek itu yang sedang berteriak memanggil nama Jinwoo
"yah! kalian itu sangat berisik !! diam lah !! atau pergi dari sini " teriak Yura dari tempatnya duduk sambil mengerakkan tangannya dengan gaya mengusir.
Minho dan Jinwoo hanya melongo melihat Yura "wah sepertinya Park Yura salah makan tadi " kata Minho sambil kembali memainkan game di handphone nya

   Kelas tanpak tenang karena pelajaran matematika baru saja di mulai semua sedang fokus memperhatikan papan tulis dan mencatat begitu juga dengan Yura , kelas tiba-tiba berubah ramai saat Pak Sam memutuskan membagi kelompok menjadi dua orang untuk mengerjakan soal 15 nomor yang di berikannya .
Jinwoo memandang Yura dengan bosan bagaimana tidak Yura yang adalah teman kelompok nya hanya sibuk sendiri mengerjakan tugas itu tanpa memperdulikannya.
"yah kau lupa kalau ini kerja kelompok ? kita harusnya mengerjakannya bersama bukannya kau mengerjakannya sendiri atau paling tidak  beri aku jawabannya " kata Jinwoo yang sudah mulai malas .
tanpa banyak bicara Yura memberikan bukunya pada Jinwoo dan menyuruhnya untuk mencatat jawabannya.
Jinwoo menguap lagi untuk kesekian kali sejak tadi ia tidak melakukan apapun selain melihat Yura yang sibuk mengerjakan soal-soal itu , setelah lama berpikir akhirnya Jinwoo memutuskan untuk bertanya pertanyaan yang sejak lama ingin di tanyakannya pada Yura .
"Yura, mmm... kejadia kemarin apa kau tidak perna merasa kejadian itu perna terjadi? "
"maksudmu ? " jawab Yura masih sambil mengerjakan tugas
"seperti kau sudah perna mengalaminya sebelumnya" jawab Jinwoo penuh harap
"ku rasa tidak perna , kenapa?"
"ahh... tidak, lupakan saja " jawab Jinwoo berusaha menutupi perasaannya tak dapat dipungkiri ada perasaan sakit di hatinya , entah mengapa ...
Yura hanya mengaggukan kepalanya lalu kembali mengerjakan tugas kelompok mereka itu.

   Jinwoo menatap air dikolam renang itu dalam diam , pikirannya kembali megingat kejadian tadi siang saat ia berusaha menanyakan tentang masa kecil mereka kepada Yura dan gadis itu benar-benar tidak ingat apapun. Jinwoo meringis merasa sangat bodoh karena ternyata selama ini hanya dia yang mengangap peristiwa lama itu sebagai sesuatu yang istimewa Jinwoo tertawa menertawakan dirinya sendiri.
ditempat lain Yura melihat kearah kursi Jinwoo dan kursi itu kosong sepertinya Jinwoo membolos pelajaran terakhir ini tiba-tiba Yura teringat perkataan Jinwoo tadi siang
"apa maksudnya ya? " namun tiba-tiba Yura teringat perkataan mama nya beberapa hari yang lalu

"yura , kau ingat dengan anak teman mama Bu Sora yang dulu teman sekolah kamu waktu sekolah dasar ? "
"Yura tidak ingat ma , ada apa memangnya?"
"kamu benar - benar tidak ingat ? padahal kamu dan dia dulu teman sekolah dan kalian sering bermain bersama" 

"benarkah ? maaf aku tidak ingat apapun ma , mama kan tau dulu kepalaku perna terbentur sangat keras saat SMP karena terjatuh mungkin karena itu aku lupa beberapa hal "
"ahh.. maaf mama lupa , jadi anak teman mama itu sekarang sudah jadi idol, benar-benar keren"

"jangan - jangan .. itu Jinwoo ?!" Yura refleks menutup mulutnya karena kaget.

   Jam pelajaran terakhir telah usai murid-murid sedang mengemasi barang-barang mereka , Yura terlihat sangat buru-buru mengemasi barangnya ia memasukkan semua bukunya dengan asal , ia bermaksud untuk bertemu dengan Jinwoo
"Minho-ya kau tau dimana Jinwoo ? "
"Jinwoo? oh dia tadi bilang ingin ke kolam berenang sekolah mungkin dia masih disana"
"ahh.. Terima kasih ya" jawab Yura lalu lari meninggalkan Minho
"Yura , kau mau kemana ? " tanya Hanna yang sadar kalau ditinggal pergi oleh Yura
"mau pulang denganku ? " Tanya Minho yang masih berada didalam kelas bersama Hanna
"kau sudah gila " Jawan Hanna lalu meninggalkan Minho .

   Yura mengatur nafasnya sesampainya ia di kolam renang milik sekolah itu ia berlari cukup jauh dari kelasnya yang berada di lantai dua menuju kolam renang yang berada dilantai empat sekolah bukan hanya itu , kolam renang ini cukup luas sedangkan Yura melihat Jinwoo berada di kolam renang yang paling besar di ujung ruangan itu.
" Yah ! Jinwoo apa yang kau lakukan disini ? kenapa kau membolos pelajaran ?"
Jinwoo tidak menjawab ia hanya menatap Yura malas dan kembali membereskan barang-barangnya , ia baru saja selesai berenang bahkan rambutnya masih basah.
"yah ! Jinwoo aku bicara padamu!"
Jinwoo hanya kembali kembali melihat Yura sekilas lalu membereskan barangnya lagi.
"aku pergi duluan" kata Jinwoo tiba-tiba saat selesai membereskan barangnya lalu berjalan melewati Yura
"tu..tu...tunggu!" teriak Yura dan Jinwoo berhenti berjalan lalu membalikan badannya kearah Yura yang berada di belakangnya
"ada apa?"
"aku......... aku ingat ! " kata Yura sambil menundukkan kepalanya tak berani melihat Jinwoo dan akhrinya kata-kata itu dapat diucapkan oleh Yura dengan susah payah .
Jinwoo tersenyum melihat kelakuan Yura itu tiba-tiba hatinya berdebar...ia benar-benar tak menyangka Yura ingat .
"tapi... aku tidak ingat saat kita berpayungan atau bermain bersama, maaf . saat SMP aku perna jatuh dari sepeda dan kepalaku terbentur dibatu aku sampai harus dirawat dirumah sakit jadi sepertinya ada beberapa hal yang aku lupa" Jinwoo sangat kaget mendengar penjelasan Yura ia segera berlari kearah Yura dan mengecek badan dan kepala gadis itu.
"kau tidak apa-apa ?" Jinwoo bertanya dengan nada cemas
"aku tidak apa-apa kejadian itu sudah lama" jawab Yura sambil tersenyum
"syukurlah , Yura-ya sebaiknya kita keluar dari sini sebentar lagi kolam akan ditutup " kata Jinwoo sambil mengambil tasnya yang tadi ia lempar ke lantai karena panik

  Jinwoo berjalan terlebih dahulu lalu diikuti Yura dari belakang saat tiba di pintu Jinwoo menarik gagang pintu itu tetapi tidak dapat terbuka .
"kenapa ? ada masalah ? " tanya Yura
"Yura-ya sepertinya kita terkunci "
"apa!!"

   Jinwoo dan Yura duduk dikuris yang tersedia disana , keduanya hanya duduk tanpa berbicara apapun.
"apa kau tidak bisa menghubungi seseorang untuk mengelurkan kita dari sini? " tanya Yura
"handphone ku lowbat" jawab Jinwoo singkat
"ah! aku baru ingat waktu itu aku menyimpan nomor satpam sekolah kita ! " kata Yura sambil mencoba mencari di kontaknya  "ah ini dia "
"ckck.. dari tadi kita seperi orang bodoh disini dan ternyata kau bisa mengirim pesan pada satpam sekolah , ingatanmu memang buruk"
"yah! kamu mengataiku ?"
"bukan mengatai tetapi itulah kenyataannya "
"terserah kau saja , tunggulah sebentar aku sudah mengirim pesan padanya"

   Jinwoo diam-diam memperhatikan Yura yang sedang memainkan handphone nya ia sangat senang karena Yura bisa mengingat kalau dulu mereka adalah teman saat kecil . Yura yang merasa terus diperhatikan oleh Jinwoo akhirnya mengalihkan perhatiannya dari handphone nya kepada Jinwoo
Mata keduanya bertemu Yura merasa Jinwoo menatapnya sangat dalam itu membuat jatung Yura beredebar tidak karuan .
Jinwoo ragu sejenak . Kemudian jarak mereka semakin dekat . Ia bisa mendengar deru nafas Yura yang tidak teratur . Tangannya menyentuh rambut , pipi dan bibir gadis itu . Jinwoo kembali mendekatkan wajahnya dengan Yura sekarang bibirnya berjarang satu senti dari bibir gadis itu . ia bisa merasakan Yura sedikit gemetar . bibir Jinwoo sudah hampir mengenai bibir Yura ... namun tiba-tiba... suara pintu di buka membuat Yura menjauhkan wajahnya dan berdiri lalu berjalan dengan cepat menuju pintu dan menghilang di kegelapan koridor sekolah.
Jinwoo hanya tersenyum menatap Yura yang salah tingkah itu.
"eyy. Pak kau datang disaat yang tidak tepat" kata Jinwoo lalu meninggalkan satpam sekolah yang tidak mengerti dengan perkataan Jinwoo.

Bersambung ...

Twitter @gladysmariatan
Instagram @gladyssmaria_










Jumat, 09 Oktober 2015

WARM HEART (PART 1)

   Yura membuka mata karena suara kelas yang mendadak ramai ia mengerjap mata dengan malas seharusnya ia bisa tidur lebih lama lagi karena dua guru dijadwalkan tidak masuk untuk mengajar hari karena urusan pribadi . Yura membuka jendela kelas yang berada tepat disebelah tempat duduknya tiba-tiba hujan turun semakin lama semakin deras , suara hujan yang hangat dan teratur membawanya keluar dari keramain saat itu.
Suara heboh Hanna memanggil namanya memecah ketenangannya dan membawanya kembali pada keramaian kelas.
"yah, kau sudah dengar berita hari ini ? " kata Hanna sambil memandang Yura dengan mata berbinar-binar
"belum " Jawab Yura tidak tertarik sama sekali
"itu karena kau hanya tidur saja didalam kelas, membosankan "
"mmmm"
"Yura , kau tau Maxter kan ? Boy group yang baru saja debut tahun lalu , kau tau kan ?"
"aku tidak tahu"
"wah! kau ini benar-benar ! apa kau tidak perna menonton tv dirumah ?!" Hanna mencibir , sebal
"kau tahu aku kan ? aku tidak tertarik sama sekali dengan hal-hal seperti itu "
"terserah ,terserah , berita pentingnya adalah salah satu membernya Jinwoo oppa akan sekolah disini ! disekolah kita ! woah ini benar-benar keren!" kata Hanna antusias nyaris membuatnya berteriak kegirangan.
sedangkan Yura hanya memasak wajah datar .
   Koridor sekolah yang biasanya tanpak sepi hari ini tanpak ingar - bingar dengan suara camera handphone dan teriakan yang didominasi oleh murid wanita. Yura memperhatikan sekelilingnya tanpa minat ia berusaha mencari Hanna sahabatnya yang ia yakini ada diantara murid-murid itu.
"permisi , permisi , permisi " Yura terus melangkah melewati murid-murid yang berkumpul tanpa ia sadari ia melangkah sudah sangat jauh hingga wajahnya menabrak sesuatu yang membuat siswa-siswa disana histeris , jantung Yura serasa berhenti ia tahu sesuatu yang memalukkan sedang terjadi padanya .
"apa yang sedang kau lakukan ?!" tanya seseorang dengan suara yang dingin.
 Sambil memajamkan mata dan mengumpulkan seluruh jiwanya Yura memberanikan diri menatap orang yang baru saja ditabrak olehnya
"Maaf" katanya dan langsung segera berlari meninggalkan tempat itu menuju kelasnya .
"yah ! Yura ! tunggu aku " Teriak Hanna yang juga ikut berlari meninggalkan koridor

Setibanya di kelas Yura hanya berdiri terpaku di mejaya seperti patung. hal yang sama juga terjadi pada Hanna yang juga tanpak sangat terkejut . Beberapa menit berlalu perlahan Hanna menghampiri Yura
"Yura, kau baik-baik saja ? " suara dari Hanna membuat Yura tersadar dari lamunannya
"hah? ... Hanna-ya ? apa yang tadi terjadi ? "
"Yura! kau benar-benar keren ! bagaimana rasanya menciun dada bidang Jinwoo oppa ? "
"rasanya ? kau tanya bagaimana rasanya ? rasanya sangat memalukan hingga rasanya aku ingin mati saja !"
lalu Yura berteriak histeris dan menyembunyikan wajahnya . Hanna hanya tertawa melihat Yura .

_________________________

Sudah seminggu kejadian itu berlalu dan itu masih membuat kepala Yura pening saat mengingatnya , sialnya lagi Jinwoo menjadi salah satu murid dikelasnya .
Jinwoo membuka pintu kelas yang masih kosong dengan tatapan dingin  dan segera menuju kursinya tidak lama kemudian Yura melangkah masuk , gadis itu hanya menatapnya sekilas lalu menuju kursinya dan mengeluarkan buku tebal dari tasnya lalu menidurkan kepalanya . ia tidur lagi . ini sudah berapa kali Jinwoo melihat gadis itu tidur didalam kelas.
   Cahaya matahari menyelinap masuk dari jendela kelas yang tak berkerai dan cahayanya langsung mengenai Yura yang sedang tidur gadis itu cukup terganggu itu terdengar dari suara eluhan yang keluar dari bibirnnya .
Jinwoo berdiri menghampiri meja Yura lalu tanpa ia sadari ia telah berdiri menatap gadis itu dan mencoba menutupi cahaya dengan tangannya agar tidur Yura tidak terganggu .
   Beberapa menit berlalu dengan cepat dan Jinwoo masih diam ditempatnya berdiri masih memandangi Yura tiba-tiba cuaca yang cerah berubah hujan mulai turun dengan malu-malu , Jinwoo menatap hujan ia jadi teringat gadis kecil itu lagi jika hujan turun membawanya kembali pada kenangan masa lalu yang ia rindukan, Pikirannya melayang pada hari itu ketika hujan turun . Seorang anak kecil bermata cokelat dengan rambut yang di ikat kuda  menghampirinya yang sedang menatap hujan didepan pagar sekolahnya.
"kau belum pulang ? " tanya anak bermata cokelat itu
"belum , aku tidak membawa payung dan hujannya sangat deras " jawab Jinwoo kecil sambil menatap teman sekolahnya itu.
"aku membawa payung , bagaimana kalau kita pulang bersama ?"
"mmm, baiklah " jawab Jinwoo mengiyakan lalu berlari masuk kedalam payung gadis kecil itu .

   Saat jam istirahat dimulai Jinwoo dan Minho memilih duduk dipinggir lapangan untuk menghindari murid-murid lain yang sebagian besar sedang memenuhi katin.
" yah, Jinwoo bagaimana rasanya dikejar-kejar banyak gadis ? lihatlah bahkan sekarang mereka sedang melihatmu diam-diam " Tanya Minho pada Jinwoo sahabatnya dari kecil itu
Jinwoo tidak menjawab dan hanya kembali meminum ice coffee nya
"wah , Kim Jinwoo jangan-jangan kau masih memikirkan cinta pertamamu itu ? " ledek Minho tanpa rasa bersalah.
"Minho-yaaaaaa" panggil Jinwoo dengan manja sambil merangkul bahu Minho "kau mau mati ?!" Tanya Jinwoo dengan senyum menakutkan
Minho tidak menjawab ia hanya segera melepaskan rangkulan Jinwoo dan duduk sangat jauh dari Cowok itu
   Tiba-tiba Jinwoo melihat Yura keluar dari kelas menuju suatu tempat tanpa berpikir panjang lagi Jinwoo segera berdiri dan mengikuti Yura
"yah! Jinwoo kau mau kemana ? kau marah padaku ? " teriak Minho yang tidak di jawab Jinwoo "kelakuannya seperti cewek saja" kata Minho lagi .
   Jinwoo terus mengikuti Yura , gadis itu berbelok dari koridor lalu masuk ke ruang music dan Jinwoo juga ikut masuk lalu menutup pintu dengan rapat . Yura segera berbalik saat mendengar seseorang menutup pintu ruang music , ia tadi sengaja membiarkannya terbuka karena ia hanya ingin mencari tempat pensilnya yang tertinggal saat pelajaran music tadi pagi.
"yah, apa yang kau lakukan ? " Yura segera berjalan menuju pintu tapi Jinwoo menahannya
"yah kau ! apakah tidak ada yang ingin kau katakan padaku? " Jinwoo menatap Yura dengan tatapan membunuhnya , Yura tersentak "apakah dia masih ingat kejadian waktu itu ? kau akan mati di tangannya sebentar lagi Park Yura" kata Yura dalam hati
"Yah ? telingamu masih baik-baik saja kan ? kau masih bisa mendengarku bertanya kan ? jawab sekarang ! apa tidak ada yang ingin kau katakan padaku?"
"kurasa tidak ada " Jawab Yura mencoba untuk bersikap secuek mungkin.
"wahh, sekarang kau bahkan  pura-pura tidak tahu apapun"
"sudah selesai ? kalau begitu minggir " Yura dengan cepat keluar dari ruang music dan berlari menuju kelas .
Jinwoo hanya terdiam ditempatnya masih tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

   Suasana pelajaran terakhir dikelas tanpak tenang mungkin karena siswa-siswi yang sudah lelah untuk bermain-main lagi atau karena guru pelajaran ini yang memang terkenal galak , Sir Joon terus menerangkan pelajaran pada murid-murid yang sudah tanpak bosan .
Yura hanya menatap kosong papan tulis , ia benar-benar tidak tertarik ia hanya ingin segera pulang dan menjatuhkan dirinya di tempat tidur apalagi saat melihat keluar jendela sudah ada supirnya yang menjemputnya.
"Yura?"
"hmm"
"dari tadi Jinwoo melihat kearahmu"
"aku malas bercanda sekarang Hanna-ya"
"yah, aku tidak bercanda"
Yura berbalik ketempat Jinwoo yang berada di belakang , Cowok itu segera bertingkah seolah sedang giat mencatat.

  Jam pelajaran terakir telah berakhir , serempak tanpa aba-aba kelas sudah kosong hanya ada Jinwoo, Yura dan Hanna
"Yura ayo cepat"
"tunggu aku " teriak Yura pada Hanna yang sudah keluar kelas
"tunggu" Jinwoo menahan tangan Yura yang akan segera keluar kelas
"kenapa?"
Jinwoo menatap Yura dengan kesal , gadis ini benar-benar membuat kesabarannya habis tanpa pikir panjang Jinwoo menarik tangan Yura mendekat padanya , wajah mereka sangat dekat sekarang. Yura merasa persediaan oksigen disini sangat sedikit hingga membuatnya tidak bisa bernafas dengan baik sekarang . Jinwoo bisa melihat mata Yura yang cemas dan itu membuatnya merasa puas telah membuat gadis ini cemas dan takut.
"aku bertanya sekali lagi, apa tidak ada yang ingin kau katakan padaku? " Jinwoo menatap langsung dimata Yura dalam.
dan tanpa ia sadari ia juga merasa gugup saat berdekatan sedekat ini dengan gadis ini.

to be continue....

Twitter @gladysmariatan
Instagram @gladyssmaria_