Senin, 21 April 2014

Please Be Mine (PART 4)

Mata kuliah jam pertama hari ini baru saja dimulai , Sheila tanpak bosan mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan dosennya didepan , sheila masih memikirkan pernyataan cinta yang baru saja diutarkan Ben semalam dan tentang keiinginan orang tuanya untuk menjodohkannya dengan anak dari sahabat lama mereka.
Sheila menggaruk kepalanya yang tak gatal , pikirannya sangat kacau sekarang , sheila melirik kearah Ocha dan Siska yang sedang sibuk mencatat materi yang baru saja dibawakan oleh dosennya, Sheila ingin sekali mengajak Ocha dan Siska berbicara mengenai hal ini , sheila hanya ingin mendengar saran dari kedua sahabatnya itu.

Kantin kampus tampak ramai oleh mahasiswa yang ingin mengistirahatkan otak dari berbagai tugas kuliah, ada yang sekedar duduk sambil mengobrol ada juga yang sengaja kekantin untuk mengisi perutnya.
Siska, Ocha dan Sheila duduk didekat lapangan yang biasa dipakai anak-anak buat latihan basket .
"muka loe kenapa Shei ? kusut amat kayak cucian baru diperas" Ocha melirik kearah Sheila yang sedari tadi tampak diam saja.
"tau, kamu kenapa Shei ? ada masalah ? " kali ini siska yang mengeluarkan suarannya sambil memasukkan sesuap bakso kedalam mulutnya.
Sheila tanpak ragu  untuk menceritakan masalah tapi akhirnya cewek yang mempunyai tahi lalat di dagunya ini memutuskan untuk bercerita.
"iya, aku lagi banyak pikiran, kemarin orang tua aku datang dan mereka ngerencanai buat aku dijodohin"
Ocha keselek bakso sedangkan siska hampir saja menyemburkan minuman yang sedang diminumnya (apasihini)
"loe dijodohin sama siapa? kalau cakep .. udah embat aja shei, kesempatan gak datang dua kali" jawab Ocha ngaco dan hanya ditanggapi geleng-geleng kepala oleh Siska
"kamu udah perna ketemu sama orang yang dijodoin sama kamu? " siska merasa khawatir akan hal ini.
"besok, besok malam , keluargaku udah ngerencanain buat makan malam sama keluarga mereka"
"ya udah , loe kenalan ajah dulu " Ocha memberikan saran
"menurut aku juga begitu, kamu kenal ajah dulu, aku ngerti kok kamu pasti merasa terganggu karena kamu kan sukanya sama Benny , tapi ini kan hanya makan malam bukannya langsung tunangan. " Ocha mengangguk setuju oleh saran siska.
Sheila bertanya dalam hati , apakah ini semua karena ia masih berharap pada Benny atau sekarang ia memikirkan Ben? dan sheila tidak bisa menjawab pertanyaanya sendiri.

*****
"Ben.!" Benny berlari keraha Ben yang sedang sibuk membaca artikel dimading kampus
"kenapa loe ? " Ben bingung melihat tingkah aneh Benny yang sengaja berlari kearahnya seperti tadi
"mama dan papa ada dirumah. loe dikabarin kalau mereka mau datang hari ini? " Benny berbicara sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal karena terus berlari mengitari kampus untuk mencari Ben
"gue gak tahu apa-apa, ya udah loe pulang duluan gih,, gue masih ada latihan basket sampai sore"
"ya udah, biar loe ajak yang dicap anak durhaka , ortu datang bukannya disambut malah sibuk, gue duluan yaa" Benny berjalan meninggalkan Ben yang masih tercengang oleh kata-kata Benny " tumben tuh anak gila" kata Ben sambil geleng-geleng kepala.

Matahari baru saja terbenam ketika Ben pulang setelah latihan basket dikampus, cowok berkulit sawo matang ini merebahkan tubuhnya di kursi putih yang berada diruang tamu rumahnya, ingatannya melayang ke kejadian kemarin malam , cewek itu belum menjawab pernyataan cintanya. Ben menarik nafas berat mengingat kejadian kemarin.

*flashback*
Ben menarik nafas panjang hanya dengan satu tarikan nafas itu ia mengatakannya, dan kini wajah bingung tampak dari muka Sheila , cewek itu hanya diam tanpa berkata apa-apa
"jadi gue diterima atau gak ? "
Sheila masih diam lalu cewek itu tersenyum
"aku butuh waktu buat mikir Ben, maaf"
"loe mau mikir sampai kapan ?" Ben mencoba menatap kearah mata Sheila , mencari jawaban disana.
Sheila hanya diam lalu ia tersenyum lagi, sangat manis apalagi saat wajahnya diterpa oleh lampu taman.
Cewek itu melangkah meninggalkan Ben sendiri .. dan itu membuat Ben tidak mengerti dengan Sheila.
 *Flashback end*

"Hufff, ini secara gak langsung gue ditolak "
"di tolak sama siapa? "
Ben mendapati papanya sudah berdiri disampingnya
"haha " Ben tertawa garing "gak kok pa, papa apa kabar?"
"baik, sepeti yang kamu lihat" Papa Ben kini telah duduk santai disamping Ben
"mama mana ? " Ben sibuk celingak celinguk mencari mamanya, ia sangat rindu dengan mamanya yang sangat cantik diusianya yang tak muda lagi
"diatas sama Benny, kamu taulah gimana sifat adik kamu kalau udah ketemu sama mamanya, manja banget" Papa tertawa membayangkan Benny yang sedari tadi nempel kepada mamanya. "oh ya Ben, besok papa ada janji sama teman lama, kamu sama Benny harus ikut ya, jadi kalian pulang kampus gak boleh malam"
"oke pa, Ben naik dulu ya,, mau mandi nih"


Sheila membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya, hari ini ia sama sekali tidak bertemu dengan Benny dan ia sengaja menghindari Ben.. Sheila melirik kearah mama nya yang sedang sibuk menyetrika beberapa dress yang akan digunakan nya untuk acara besok malam , Sheila kembali membenamkan wajahnya
"aku harus gimana?" tanyanya dalam hati "kenapa semua terasa sangat membebani" Sheila kembali menarik nafas dalam-dalam lalu melihat langit malam yang dipenuhi bintang .

**********
Hari yang ditunggu-tunggu telah datang, tepat jam 7 acara makan malam itu akan berlansung. Sheila menatap pantulan wajahnya dicermin, hari ini ia menggunakan dress berwarna hitam elegan yang memamerkan punggungnya.
"kamu cantik banget sayang" sapa papa nya ketika melihat anak nya keluar dari kamarnya
"makasih pa" Sheila tersenyum menanggapi pujian papa nya itu.
"semua sudah siap , ayo kita berangkat" kata mama yang tampak sangat bersemangat
"ayo" lalu ketiganya berjalan meninggalkan apartemen menuju Restoran tempat mereka akan bertemu dengan  
sahabat lama orang tua nya sekaligus laki-laki yang dijodohkan dengan Sheila, memikirkan itu sheila kembali menarik nafas kencang mengurangi rasa takutnya.

"papa, sudah rapikan ma?" tanya papa Ben dan Benny kepada istrinya
"coba mama lihat"
ketika kedua orang tuanya sedang sibuk sendiri , Ben dan Benny tampak dengan pikiran masing - masing
Saat ini ke empatnya telah sampai disebuah restoran yang cukup berkelas dengan gaya modern . mereka sedang menanti kedatangan sahabat orang tuanya.

Ben yang duduk disebelah Benny sekilas melihat kearah Handphone Benny ketika adiknya itu memainkan handphonenya. Ben terdiam .. ia melihat foto Sheila terpajang sebagai wallpaper handphone Benny. ia tidak menyangka kalau adiknya itu menyimpan perasaan yang sama dengan perasaanya kepada cewek yang sama pula .

"Ah itu mereka" Papa Ben berdiri menyambut teman lamanya. diikuti Ben, Benny dan mamanya yang juga ikut berdiri.
pemandangan wajar saat sahabat lama tidak bertemu mereka berpelukkan dan menanyakan kabar masing-masing
"ini kenalkan anakku yang ini namax Ben dan yang ini Benny" sekilas Ben melihat lirikan aneh saat papa nya memperkenalkan Benny kepada temannya. dan temannya itu hanya menganggung-ngangguk lalu tertawa. Ben sama sekali tidak mengerti suasana ini.
"anak mu mana ? " tanya mama kepada temannya
"lagi nyari parkiran, hari ini supir gak masuk terpaksa deh dia yang nyetir" mama hanya ber Oh Oh ria sambil mempersilakan tamunya duduk.

"sayang, sebelah sini"
Ben sudah bisa menebak kalau yang baru saja datang itu anak ibu sahabat mamanya itu, walaupun posisi tempat duduk Ben dan Benny yang membelakangi pintu masuk sehingga mereka berdua tidak bisa melihat siapa yang datang.. sampaiii......
"selamat malam,, om , tante , nama saya sheila " Sheila menundukkan kepalanya memberi hormat kepada sahabat orang tua nya itu.
dan saat itu Ben dan Benny tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Sheila duduk dihadapan Benny. tampaknya cewek ini juga sama sekali tidak tahu tentang ini.

Acara makan malam ini tampak menyenangkan buat orang tua mereka tapi tidak dengan Sheila yang sudah tahu tentang perjodohan ini, Sheila meremas tangannya sendiri , ia benar-benar tidak menyangka kalau orang yang akan dijodohkan dengannya adalah Ben atau Benny.
Ben dan Benny, keduanya tidak berhenti melirik kearah Sheila ,, sesekali Benny tersenyum dan dibalas senyum manis dari Sheila.
"mereka seakrab itu kah ? " tanya Ben dalam hati.
yang membuat Ben keki, Sheila sama sekali tidak menatap kearahnya.. ia benar-benar ditolak .

"ehem.." papa memecahkan susana yang sedang sepi , semuanya sedang menyantap makanan masing-masing
"ada yang pengen kita sampain ke kalian bertiga " papa Ben tanpak serius lalu di setujui dengan anggukan mama Ben dan orangtua Sheila
Sheila menelan salivanya.. apakah ini saatnya? rasanya ia ingin sekali bisa menghilang atau memberhentikan waktu saat itu juga.
"Rencana ini telah lama dibuat dan baru sekarang bisa terlaksanan , kita para orang tua sangat berharap sama rencana ini " papa Ben melanjutkan lalu dibalas tawa dari papa Sheila
Suara ketawa papa Sheila terdengar sangat mengerikan saat ini menurut Sheila yang sudah benar-benar tegang
"kita berrencara akan menjodohkan Sheila dengan ..."
"ohok.ohok.." Ben sangat kaget mendengar berita itu, ia juga berharap kalau yang dijodohkan dengan Sheila adalah dirinya.
berbeda dengan Ben, Benny tampak tegang menuju kelanjutan kalimat papanya.
"kita ingin sekali menjodohkan Sheila dengan Benny"
Sheila melongo tidak percaya , Benny berteriak senang dalam hati , dan Ben melotot tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.
"kita para orang tua hanya ingin kalian bahagia , itu saja kok, tapi semua terserah kalian" papa Sheila menimpali.

Ben merasa seakan dunia runtuh dan menindihnya , ia menatap Sheila , cewek itu hanya menunduk lalu ia menatap Benny yang tampak sangat bahagia, Ben menarik nafas panjang terdengar nada keputus asaan didalammnya.

******

Ben meminum cangkir ke3 dari kopi yang dipesannya dikafe dekat rumahnya malam ini, setelah acara makan malam itu ia meminta izin untuk keluar sebentar, ia benar-benar merasa mumet dan ia perlu menenangkan dirinya. Ben merasa ini adalah hal yang paling menyedihkan dihidupnya, saat ia benar-benar jatuh cinta tapi ia tidak bisa mendapatkan apa yang ingin dimilikinya dan mirisnya adiknya sendiri yang mendapatkannya, mendapatkan apa yang ingin dimilikinya, Sheila

"hidup kadang gak adil" Ben tertawa miris menertawakan nasip mirisnya.
Ben membuka jejaring sosial instagramnya lalu ia melihat apa yang baru saja diupload oleh Sheila
cewek itu mengupload sebuah foto yang bertuliskan
"What Should I Do ?"
Lalu Ben mengupload sebuah foto bertuliskan
"You Can't Always Get What You Want" Ben berharap Sheila bisa tahu tentang apa yang diarasakan sekarang.

********
Sebulan telah berlalu semenjak kejadian perjodohan itu, Ben sering melihat Benny dan Sheila yang berangkat kampus bersama , hatinya sakit jadi ia memutuskan untuk menjaga jarang dari cewek itu .. setiap mereka tidak sengaja berpapasan dikampus, Ben lebih memilih tidak melihat kearah Sheila tapi dilubuk hatinya yang terdalam Ben merindukannya sampai ia tak dapat bernapas
sebulan tidak berbicara , tidak bertegur sapa dengan cewek itu serasa waktu berlalu sangat lama dan itu menyiksanya karena ia akan selalu merindukan cewek itu.. Ben masih mencintainya ..

Siang ini Sheila menemani Ocha dan Siska makan siang dikampus setelah mata kuliah kedua mereka selesai.
"jadi gimana hubungan loe sama Benny?" Ocha  sedang menunggu pesananananya
"ya begitulah seperti yang kamu lihat"
"kok loe gak semangat gitu sih? bukannya dari dulu loe suka ya sama Benny? sekarang kalian dijodohin harusnya loe senang bukannya gak semangat kayak gini"
"aku bingung"
"bingung kenapa ?" kali ini Siska ikuttan nimbrung
Sheila tanpak ragu, namun ia memutuskan menceritkan semuanya kedapa Siska dan Ocha , sahabatnya
"sebelum aku tahu tentang perjodohan ini, Ben nyatain cintanya sama aku" Sheila menatap kedua sahabatnya yang memasang muka yang seperti berkata ,LoeSerius?
"sekarang loe bingung karena Ben ? jangan bilang loe suka sama Ben? terus Benny gimanaa" Ocha memijat kepalanya
"aku gak ngerti, tapi aku kan sukanya sama Benny kalian tahu itu kan? itu artinya aku gak suka sama Ben "
"Shei, itu pikiran kamu ajah yang kamu buat seakan-akan kamu hanya suka sama Benny karena kalau sampai kamu tahu kalau ternyata kamu suka sama Ben semua akan jadi masalah. tapi coba deh kamu tanya hati kamu, perasaan kamu, aku yakin hati sama perasaan kamu gak akan bohong" Siska menatap serius kearah Sheila
"gue aja bisa dengar perasaan loe teriak-teriak minta didengerin" Ocha memecah keheningan diantara mereka.
"ngaco kamu Cha" Siska memuukul lembut tangan Ocha , lalu keduanya tertawa riang.


Tak jauh dari tempat Sheila dan sahabat-sahabatnya duduk, Ben dan Joe (Masihingatsamadiagak?) sedang duduk ngobrol , Joe mengikuti arah pandangan Ben, ia mendapatkan sahabatnya itu menatap kearah Sheila yang sekarang sedang bercanda dengan kedua sahabatnya
"yaelahh.. anak galau jaman sekarang, prihatin gue" Joe meledek Ben tepat ditelinganya
"Loe udah pernah belom ngerasaian sepatu nempel dimuka loe?" Ben melirik Joe yang sudah akting sibuk dengan Handphonenya

******
Hari ini Sheila dan Benny janjian untuk makan malam setelah pulang kampus, tetapi sebelum makan malam Benny minta ditemani pulang kerumahny dulu karena ada barangnya yang tertinggal , saat sampai didepan rumah Benny, Sheila tanpak ragu masuk dan ia ingin menunggu Benny diluar tapi dilarang oleh Benny , sebenarnya Sheila tidak ingin bertemu Ben, tapi karena Benny memaksa akhirnya Sheila memberanikan diri masuk kedalam rumah Ben dan Benny ini. orang tua mereka sudah pulang dan dirumah hanya ada Ben.

"kamu tunggu disitu dulu ya, aku ke atas dulu " Benny menunjuk ruang Tv lalu naik keatas , kekamarnya
Sheila menyandarkan punggungnya dikursi berwarna putih susu itu, ia melirik seisi rumah perasaan lega terasa saat ia tidak mendapati Ben disitu.
Tapi tiba-tiba pintu dapur terbuka dan Ben keluar dengan roti dimulutnya, Sheila menahan nafas saat matanya bertemu dengan mata hitam Ben. tak lama kemudian Sheila melihat Ben kembali masuk kedalam dapur, Sheila lega..
Namun tiba-tiba Ben keluar sambil membawa secangkir Teh hangat dan memberikannya kepada Sheila , tak sampai disitu saja Ben duduk tepat dihadapannya . disofa seberang , berhadapan dengan Sheila , jarak kedua sofa tidak terlalu jauh , itu terbukti Sheila saja bisa mencium bau maskulin Ben, tampaknya cowok ini baru selesai mandi.

Entah perasaan apa yang merasukinya, Ben hanya ingin melihat Sheila lebih lama, ia memberanikan diri untuk duduk dihadapan Sheila, menatap tiap gerak gerik cewek itu.
Suasana mendadak menjadi sangat canggung, Ben tidak pernah merasa secanggung ini bila berhadapan dengan Sheila , tapi kini semua telah berubah semenjak hari dimana cewek itu resmi menjadi calon adik iparnya.

"Loe bahagia sama Benny?" Entah perasaan apa yang merasuki Ben sampai ia bisah mengerluarkan pertanyaan itu. Sheila hanya diam, cewek itu tampak berpikir
"Seharusnya kalau Loe gak usah mikir buat ngejawab pertanyaan gue, kalau loe benar-benar bahagia sama Benny "
Sheila masih diam menunggu Ben melanjutkan kata-katanya.
"Sheila..." Ben berpikir sejenak lalu melanjutkan kata-katanya.. " Loe gak bisah ninggalin Benny?"
"maksud kamu?" Sheila menatap mata Ben meminta penjelasan , iya benar-benar tidak mengerti apa yang ingin diinginkan oleh Ben
"Loe gak bisah ninggalin Ben terus ngelupaian tentang perjodohan kalian?"
"aku gak punya alasan apa-apa buat ninggalin Benny, Dia bahkan terlalu baik " Sheila tak sengaja menangkap sorotan mata Ben, Sorot mata penuh rasa sakit.
"apa gue gak bisah jadi alasan loe untuk ninggalin Benny?" Ben tahu ia egois tapi ia benar-benar mencintai cewek ini. Sheila
Sheila terpaku , dalam hati ia berpikir apakah Ben benar-benar menyayanginya, sampai ia bisa berkata seperti itu?"

Sheila tidak menjawab sampai keduanya mendengar derap langkah kaki mendekati mereka,, Benny tersenyum pada Sheila ...sangat tulus dan Ben melihat itu semua . Tanpa perlu Sheila menjawab pertanyaanya tadi ia sudah tahu jawabannya , Jawaban yang tidak ingin dia dengar.


Bersambung

Follow me : Instagram : @Gladysmaria05
Minta komennya juga doonggg ^^~







Template by:

Free Blog Templates