Kamis, 21 November 2013

Please, Be Mine (Part1)

Jam weker berbentuk panda itu membangunkan seorang cewek cantik bernama sheila dengan suara nyaringnya, sheila sedikit menggeliat lalu bangun dari tidurnya , ini adalah hari pertamanya menjadi mahasiswa baru disebuah unniversitas terkenal di Jakarta

Sheila, cewek berwajah cantik, berkulit putih , tinggi dan berambut cokelat panjang, merantau dari Semarang dan tinggal seorang diri di apartemennya yang cukup besar. 

Sheila melangkahkan kakinya ke halte bus yang tampak sepi, menunggu bus yang akan membawanya kekampus
"Aku gak boleh telat ini kan hari pertama aku jadi mahasiswa. yeah !! sheila semangat !!" katanya lebih menyemangati dirinya sendiri
Tiba-tiba hujan turun rintik-rintik membasahi setiap sudut kota Jakarta , sheila jadi teringat drama korea yang baru ditontonnya yang diperankan oleh si cantik Yoona SNSD... Love Rain.

Halte bus yang tadinya sepi kini semakin padat oleh orang-orang yang menunggu bus dan yang bertedu, posisi Sheila semakin terdesak dan ketika sedang tidak dalam kendali tubuhnya hampir saja terjatuh.
"kyaaaaaaa" teriakknya cukup kencang tapi tidak cukup untuk membuat orang-orang dihalte itu peduli kepadanya.
Sheila menutup matanya kali ini dia sudah pasrah jika harus jatuh dan mendapat sial karena posisinya yang memang tidak memungkinkan untuk ia menyelamatkan dirinya sendiri tapi tiba-tiba Sheila tersadar dan merasakan sebuah tangan menahan pinggangnya agar tidak jatuh. Sheila membuka matanya dan mendapati seorang cowok tampan dengan handset ditelingannya , sheila terpana... ia tidak perna benar-benar percaya oleh cinta pada pandangan pertama seperti drama Love Rain , dimana tokoh utama pria jatuh cinta saat pertama kali melihat tokoh utama wanita dalam 3 detik dan saat ini ia benar-benar merasakan cinta pada pandangan pertama, mata teduh itu yang membuat detak jantung seakan ingin meledak. 
"kamu baik-baik saja?" tanya cowok itu , suaranya saja dapat membuat sheila merinding mendengarnya.
"iya aku baik-baik ajah kok, makasih sudah nolongin" Sheila menggaruk tengkuknya yang tak gatal ada rasa canggung disana , dia berharap cowok itu tidak mendengar detak jantungnya yang kini seakan ingin keluar dari tempatnya.
Cowok itu hanya mengangguk lalu segera masuk kedalam bus yang baru saja datang, Sheila baru sadar dari dunia yang membawanya dan hatinya terbang keangan-angan kalau bus itu juga adalah bus yang akan ditumpanginya , ia pun segera berlari masuk mengikuti cowok tadi. 

Sesampainya dikampus ternyata kampus itu telah dipenuhi oleh mahasiswa baru dan beberapa senior yang tampak sedang melakukan kesibukkannya masing-masing. Sheila mengatur nafasnya yang memburu semenjak keluar dari bus tadi ia harus berlari menuju gedung utama kampus menghindari hujan yang tampaknya enggan untuk berhenti. 
"haiss, kenapa harus hujan disaat seperti ini, sangat membawa sial" gerutunya lalu dipandanginya bajunya yang tampak basah. 
Sheila yang sedari tadi hanya fokus merutuki nasipnya yang malang karena hujan yang turun dan dia yang hampir saja terjatuh kalau saja tidak ditolong oleh cowok bermata indah itu , tidak memperhatikan keadaan sekitarnya yang sudah tampak ramai oleh bisik-bisik cewek-cewek yang tampak sangat sumringah
"wahh, dia tampan sekali" kata seorang cewek bertubuh langsing dan berkulit gelap
"apa dia sudah punya pacar?" kali ini cewek berambut gelombang yang tampak sangat berharap.
"bahkan disaat diam seperti itu dia masih terlihat tampan" cewek bertubuh mungil itu tampak sangat sumringah.

Ben tampak sangat malas berada digedung utama kampusnya karena ia tau kalau ini akan terjadi, mahasiswa-mahasiswa baru itu akan memperhatikannya seakan ingin memangsanya, ia mendengus malas mendengar ucapan cewek-cewek itu kalau bukan karena menemani Joe sahabatnya yang harus bertemu dengan seorang dosen digedung ini ia ogah menginjakkan kakinya disini.
"kayaknya mahasiswa baru itu pada merhatiin loe deh" Joe yang baru selesai bertemu dengan dosen, menyikut-nyikut Ben.
"dan itu semua karna loe" Ben mengacak rambutnya frustasi. Joe hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu. 
Ben adalah salah satu cowok paling diinginkan oleh para cewek-cewek dikampusnya, bagaimana tidak gayanya , wajahnya, otakknya yang nyaris sempurna dikarunia wajah yang tampan otak yang pintar dan keluarga yang kaya menjadikannya idola dikampusnya tetapi sayangnya Ben adalah cowok yang dingin dan jarang tersenyum tapi kemisteriusnya itu yang membuat para wanita semakin menggilainya. 
"Apa sih yang mereka lihat?" Sheila bertanya dalam hati lalu segera berdiri , menjinjit dan mendapati cewek-cewek sedang memandang kagum pada seorang cowok yang diakui sheila memang tampan. " ternyata hanya cowok saja sampai seheboh ini" sheila kembali duduk ditempatnya semula.

Hujan tampaknya tak kunjung berhenti , sheila tampak bingung bagaimana ia harus menuju halte bus kalo hujan masih sederas ini ia tidak ingin sial lagi seperti tadi tapi hari semakin sore dan ia takut akan ketinggalan bus kalo tidak bergegas menuju halte dengan sigap Sheila lari membela hujan yang terus menerus turun tapi tiba-tiba sebuah payung melindunginya , sheila berbalik dan mendapati cowok tadi sedang memayunginya. ini benar-benar seperti adegan dalam drama Love Rain katanya dalam hati.
"kau akan sakit kalau nekat belari ditengah hujan seperti ini" cowok dengan mata senduh itu masih menatap lurus kedepan
"kau. kau yang dihalte tadi pagi kan?" Sheila bertanya dengan gugup suaranya tercekat dia tidak percaya kalau cowok itu adalah cowok yang daritadi membuatnya susah bernafas
cowok itu lagi-lagi hanya mengangguk tapi kali ini disertai senyum . oh Godness Sheila merasa sebentar lagi akan menjadi gila kalau cowok itu terus tersenyum kepadanya, senyum itu seperti segelas caffein sangat membuat candu.

"Itu bukannya Benny ya?" Ben dan Joe kini berada dalam mobil Ben , tapi tiba-tiba Joe berteriak dan menunjuk Benny yang sedang berpayungan dengan seorang cewek berambut cokelat panjang.
"mana?" Ben yang sedari tadi sibuk menyetir memutar matanya dan melihat adiknya Benny sedang berpayungan dengan seoarang cewek. mereka tidak melihat jelas karena Ben berada dibelakang mereka dan hanya melihat pungggung dua orang yang sedang berpayungan itu.
"cih, pantas saja gue ngajak pulang bareng dia gak mau ternyata dia sedang mendekati cewek dengan cara klasik begitu" Ben mendengus tak peduli
"Klasik ? this is so romantic Ben" joe kali ini membuka suara setelah mobil yang dilaju Ben meninggalkan Benny.
"Romantis? itu romantis kalau didrama korea tapi dijaman sekarang mana ada cewek mau hujan-hujanan mereka takut makeupnya luntur" Ben menjawab asal.
"Dasar mati rasa" Joe segera menutup mukanya dengan jaket sebelum tinjuan Ben mengenai wajahnya.

*****

Sheila dan Benny akhirnya sampai dihalte bus yang saat ini tanpak sepi hanya ada beberapa mahasiswa yang sedang menunggu bus
"emmm makasih yaaa...." Sheila tanpak berpikir
"Benny, nama aku Benny"
"iya benny, makasih udah mau berbagi payung sama aku"
lagi-lagi Benny hanya mengagguk dan tersenyum , dalam hati Sheila menyumpah kenapa Benny dikaruniai mata yang indah dan senyum yang menenangkan seperti ini.

Sudah seminggu semenjak kejadian di haltes bus itu, Sheila tidak perna lagi bertemu dengan Benny mungkin karena banyak tugas dan kelas tapi, entah kenapa Sheila merasa rindu dengan senyum dan tatapan mata cowok itu.
"kenapa kamu gak coba datang ajah kekelasnya siapa tau dia ada" kata siska teman baru sheila
"gue gak setuju , loe itu cewek jadi dia yang harus nyari loe" kali ini ocha sitomboy yang ngomongnya pakek LO GUE ini memberi komentar.
Sheila bersyukur mendapatkan teman-teman baru yang baik , mereka bertiga selalu bersama dan saling mengerti satu sama lain.
"aku punya ide!!" tiba-tiba siska berteriak menyuarakan idenya yang membuat semua penghuni kelas menatapnya sinis. sadar ditatap sinis siska menundukkan kepala minta maaf.
"apa ide loe?"
"jadi gini........ " ketiganya berbisik mendengar ide siska
"menurut gue itu gak banget. emangnya jaman maju kayak gini masih jaman kirim surat pakek acara dimasukkin sembunyi-sembunyi dalam loker lagi. loe terlalu banyak nonton drama korea" Ocha menjitak kepala siska
"awww, sakit tau" siska mengelus kepalanya yang baru saja kena jitak jari besar milik Ocha
"tapi.. aku setuju kok" Sheila merasa ide ini tidak ada salahnya apalagi ia bahkan tidak tau nomor handphone Benny
"terserah kalian saja" Ocha malas menanggapi dan berbalik mengerjakan tugasnya.
Sheila dan Siska hanya tersenyum melihat Ocha yang lagi ngambek.

*****
Sheila baru saja selesai makan saat ia kepikiran tentang ide siska , cewek bertubuh langsing ini segera masuk kedalam kamarnya lalu duduk manis dimeja belajarnya. ia sibuk memikirnkan tentang apa yang harus ditulisnya dalam surat itu.
"emmm, gimana kalau aku perkenalkan diri saja??" sheila sempat berpikir benar saja selama ini hanya dia yang mengetahui nama Benny tapi cowok itu tidak menanyakan namanya

Hay Ben, aku Sheila
kamu masih ingat kan ? apakabar kamu? udah lama yah gak ketemu.
mungkin sekarang kamu lagi sibuk sama tugas kuliah. tetap semangat yaa.

Pagi-pagi sekali Sheila sudah sampai di kampus cewek itu segera berlalri menuju ruang Loker dan memasukkan surat yang semalam telah ditulisya saat melihat sebuah loker dengan nama BEN , Sheila sempat berpikir.. " mungkin dia nyingkat namanya jadi Ben kali ya? ohh atau itu nama panggilannya?" tiba-tiba Sheila mendengar derap kaki menuju ruangan Loker tanpa berpikir lagi ia memasukkan surat itu kedalam loker bertulisan Ben , ia takut seseorang memergokinya.

Saat sedang membukan Lokernya tiba-tiba sebuah amplop berwarna biru jatuh dari dalam lokernya, cowok itu hanya menatap bingung surat itu dan memasukkanya kedalam tas.
"gue pinjam catatan loe ye?"
"ambil ajah ditas gue"
Jo yang sedang sibuk mencari catatan Ben tiba-tiba mendapati sebuah amplop biru tanpa nama.
" apa ben mau ngasih surat ini buat cewek yang dia suka?" joe bertanya kepada dirinya sendiri , karena penasaran ia mencoba membukanya belum setengah dari amplop itu terbuka Ben telah menariknya
"loe mau ngapain?"
"hehehe, gue cuman penasaran ajah bro itu surat buat siapa?" tanyanya sambil menunjuk-nunjuk surat yang kini dipegang ben
"oh ini? tadi waktu gue buka loker gue nih surat tau-tau udah ada didalam"
"pengagum rahasia?"
"meybe?" Ben hanya menjawab dengan malas " kalau loe mau baca, baca ajah" tambahnya yang disambut dengan senyum sumrigah joe

Ini adalah surat ketiga yang ditulis oleh Sheila untuk Benny tapi tidak ada balasan atau tanggapan dari Benny , dengan nekat yang kuat Sheila menulis sesuatu yang selama ini dia pendam

"loe baca ini bro , gila banget nih cewek isi suratnya benar-benar bisa bikin gue muntah" Joe masih setia membaca surat yang selalu nyasar diloker Ben itu
"emangnya dia nulis apa?" Ben yang sedang makan menarik surat itu dari Joe dan membacanya

"Hay Ben sekarang entah kenapa aku merasa merindukan matamu saat menatapku dan senyummu yang selalu tampak tulus itu biarpun mata itu selalu membuat aku susah bernafas dan senyum itu selalu membuat aku merasa hampir gila karena senyum itu begitu  membuat candu"

"gue jadi penasaran siapa yang nulis ini? mungkin ajah gue kenal?" ben tampak berpikir , matanya tampak menerawang
"gue punya ide bro" kali ini Joe yang tampak menyunggingkan senyum penuh arti.

*****
Seperti pagi-pagi sebelumnya Sheila datang cukup pagi dibanding mahasiswa lainnya, hanya untuk memasukkan surat itu kedalam loker Benny . Cewek itu tampak berjalan santai karena kampus memang masih sangat sepi .
Tanpa disadari sejak tadi Ben mengawasi cewek itu dan bersembunyi agar tidak ketahuan.
"oh jadi loe yang selama ini nulis surat buat gue?"
"hah? kkaa.. ka kamu siapa?" Sheila tanpak gugup
"gue siapa loe tanya ? jelas-jelas loe kenal sama gue , loe tau nama gue dan ini buktinya" Ben melemparkan surat-surat beramplop biru ke bawah kaki Sheila
Sheila gugup dan memungut amplop-amplop tersebut ini memang benar surat yang selama ini dia tulis tapi ia tidak kenal dengan cowok dihadapannya ini.
"kamu siapa?"
"cih, sudah ketahuan masih mau ngelak, cewek aneh ini loker gue dan nama gue BEN ! " Ben menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Sheila mematung pikirannya buntu, jadi selama ini suratnya nyasar di loker cowok sombong ini ???
"ma.maa.maaf tapi ini bukan loker Benny?" Ben sedikit kaget saat cewek itu menyebut nama Benny adiknya
oh jadi dia penggemar rahasia Benny
"ini loker gue bukan Benny , dan Benny itu adik gue, mungkin loe salah ngirah karna nama gue yang hampir sama dengan benny"
"jaa..jaa..jadi aku salah  loker?" Ben tertawa dalam hati ini cewek keliatan sangat gugup dan polos, tumbuh rasa ingin mengerjai cewek ini
"loe tau kan gue kakaknya Benny ? loe mau surat terakhir loe yang isinya mengelikan itu gue kasih ke Benny?" Ben mengeluarkan smirk evilnya
"jaaa.jangan ..... " Sheila masih gugup .
"gue punya syarat buat loe, kalau loe gak mau surat ini nyampe ke Benny" Ben memajukkan wajahnya kali ini wajahnya dan sheila berjarak sangat dekat.
sheila melangkah mundur tapi sialnya belakangnya menabrak loker dan menguncinya, ia tidak bisa lari kemana-mana lagi sekarang
"loe mau dengar syarat gue, atau gue...." Ben mendekatkan kembali wajahnya
"iii..iya, apa syaratnya" jawabnya gugup , Ben tersenyum penuh arti


Bersambung. (please commen) Thankyou <3


maaf kalau masih banyak kesalahan yaa , happy reading



Template by:

Free Blog Templates